SDIT Nurul Ilmi.
Apa yang terfikir oleh anda ketika melihat seorang anak kecil mengutak-atik keyboard komputer sambil menggenggam mouse di tangan kanannya. matanya tak beralih dari layar Desktop sambil berkata-kata, "ih.. ini dia..!"
Ternyata anak tersebut sedang berselancar ria di internet. Zaman Globalisasi telah tiba, termasuk didalamnya dunia informasi dan teknologi. Oleh karena itu sekolah-sekolah formal, sebagai wadah pendidikan generasi muda Indonesia, harus mampu menjawab tantangan zaman untuk menyiapkan dan memberi bekal kepada anak agar siap menghadapi masa depan.
Lain dulu lain sekarang, pendidikan gaya konvensional atau tradisional tidak lagi mampu mengakomodir segala kebutuhan anak yang kian banyak dan semakin unik.
SDIT Nurul Ilmi berusaha untuk memfasilitasi keunikan anak dengan menyiapkan kurikulum yang unik juga tentunya. bukan muluk-muluk, aktifitas sederhana dengan target pembentukan karakter siswa dapat membuat segalanya berbeda. Salah satunya adalah kedisiplinan yang merupakan nilai wajib yang selalu diajarkan di setiap sekolah, yang di tanamkan secara sederhana dengan mengajak siswa melakukan Sholat berjamaah Zuhur dan ashar yang merupakan aktifitas rutin siswa untuk membentuk akhlak dan ketaatan kepada Allah.
Di Nurul ilmi, meletakkan tas saja sudah merupakan nilai kedisiplinan. siswa sendiri telah ditanamkan nilai kerapian dan kebersihan. dengan selalu didampingi dan diawasi oleh para guru yang ramah-ramah, baik hati dan tidak sombong (hehe..), siswa secara perlahan diajak berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik di antara siswa dan terhadap guru dan orang tua. Sehingga mereka sangat menikmati keseharian mereka yang full day di sekolah.
Budaya berdiskusi, saling memaafkan, dan saling menyayangi selalu familiar diantara siswa. Baik ketika belajar, bermain maupun ketika santai (istirahat), anak-anak tidak canggung untuk berkumpul dan berdiskusi dengan teman-temannya.
Mudah-mudahan sekolah ini dapat memberikan secara maksimal apa yang dibutuhkan siswa dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah dititipkan orang tua sebagai sejuta harapan bangsa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
hanya tinggal kenangan atau yg ditulis ini hanya PEMANIS karena yg saya lihat tidak seperti itu.Nurul Ilmi sebagai SD yg islami tidak saya lihat apalagi ketika pentas seninya Nurul Ilmi kehilangan KARAKTER, DRAMA KHAYALAN TIDAK ISLAMI (ADANYA KUTUKAN DALAM CERITA), apanya yg unik siswa dibiarkan tidak mengerjakan tugas lalu disuruh jadi PR dll....maaf......
ReplyDeletesaya turut berdoa, jika ini hanyalah kenangan, mudah2an kembali terulang... Jika ini hanyalah pemanis, semoga menjadi kenyataan.. Amin.
ReplyDelete